Berkat Strategi Bisnis yang Tepat, Kinerja ABM Investama Semakin Kuat
JAKARTA, 22 April 2019 – PT ABM Investama Tbk (ABM), perusahaan energi terintegrasi nasional, sukses menjalankan strategi end-to-end services yang berfokus pada value chain batubara. Hal tersebut terefleksi dari pencatatan laba bersih perusahaan sebesar US$ 65,49 juta sepanjang tahun 2018. Laba bersih tersebut tumbuh besar dibandingkan tahun 2017 sebesar S$ 5,57 juta.
Direktur Utama ABM Andi Djajanegara mengungkapkan, keberhasilan ini merupakan hasil dari konsistensi ABM dalam menjalankan Coal Value Chain Synergy yang dimulai sejak tahun 2018. Secara bisnis, ABM dapat memenuhi kebutuhan industri batubara dari pit hingga transshipment melalui entitas anak usahanya.
“Pencapaian ini merupakan buah dari sinergi dan konsistensi dari seluruh entitas di bawah Grup ABM dalam menjalankan strategi Coal Value Chain yang telah kami mulai tahun lalu. Ke depan, kami optimistis kinerja ini akan dapat diperkuat melalui berbagai inisiatif dari seluruh anak usaha,” ujar Andi.
Dalam laporan keuangan 2018, ABM berhasil mencatat perolehan pendapatan sebesar US$ 773,05 juta pada 2018, naik 11,9% dibandingkan perolehan 2017 yaitu US$ 690,73 juta. Sementara, total aset dari pada tahun lalu sebesar US$ 851,9 juta dibandingkan pada 2017 sebesar US$ 1,04 miliar.
Direktur Keuangan ABM Adrian Erlangga menjelaskan, keberhasilan ABM dalam meningkatkan kinerja keuangan didorong oleh faktor fundamental perusahaan yang sangat kuat. Dengan strategi operasional dari hulu ke hilir yang ditangani oleh seluruh anak usaha membuat ABM sukses menaikkan kinerja secara positif.
“Pada tahun lalu, kami fokus memperkuat bisnis pertambangan dan penjualan batubara dengan mengoptimalkan sinergi antar anak usaha. Upaya ini mencatatkan hasil yang positif bagi perusahaan. Kami yakin dengan masih menerapkan metode yang sama dapat meningkatkan kinerja perusahaan,” tutup Adrian.
Pada awal tahun ini, ABM membuat aksi korporasi dengan melakukan penandatanganan kontrak baru untuk jasa pertambangan dengan PT Muara Alam Sejahtera (MAS) senilai US$ 114 juta. Kontrak baru itu ditandatangani pada 25 Februari 2019 melalui anak usaha ABM yang juga kontraktor tambang, PT Cipta Kridatama.
Dalam waktu dekat, ABM juga akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS). Selain agenda rapat mengenai perubahan susunan pengurus perusahaan, agenda menarik lainnya yang akan dibahas adalah mengenai rencana perusahaan dalam menggunakan hasil usaha berdasarkan tahun buku 2018.