Peresmian Operasi Terpadu Tambang Batubara di Aceh untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Regional
- Melalui pengoperasian terpadu tambang ini, pasokan batubara di Aceh akan meningkat dan diharapkan mampu menarik lebih banyak investasi di berbagai sektor yang akan menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi di Aceh
- Mifa Bersaudara yang merupakan bagian dari Grup Reswara Minergi Hartama di bawah payung ABM Investama Tbk merupakan pionir tambang batubara di Aceh dengan total investasi mencapai USD 202 juta.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah meresmikan operasional terpadu tambang batubara PT Mifa Bersaudara (Mifa) di Aceh Barat, Aceh pada Rabu, 22 April 2015. Operasional terpadu tambang batubara Mifa merupakan industri batubara terintegrasi pertama di Aceh.
Zaini Abdullah dalam sambutannya mengatakan, dengan diresmikannya industri batubara terintegrasi milik PT Mifa Bersaudara, menunjukkan ke dunia luar bahwa Aceh memiliki potensi sumber daya alam batubara yang selama ini belum diketahui oleh banyak pihak. Peresmian ini juga membuktikan bahwa Aceh adalah tempat yang layak, aman dan nyaman bagi investasi dan Aceh akan mendukung segala bentuk investasi positif yang menguntungkan bagi masyarakat, daerah dan juga pengusaha.
“Investasi Mifa yang nilainya di atas Rp 2 Triliun lebih membuktikan pada semua pihak, Aceh adalah tempat yang layak dan nyaman untuk investasi di berbagai sektor. Dan Pemerintah serta masyarakat Aceh akan mendukung kelancaran operasional perusahaan. Dalam jangka panjang, kami ingin sumber daya Aceh lebih optimal digunakan oleh Aceh dan dalam negeri,” tegas Zaini Abdullah dalam apresiasinya kepada Mifa di Terminal Khusus Batubara Mifa Bersaudara, Aceh Barat.
Bupati Aceh Barat HT Alaidinsyah, yang lebih akrab disapa dengan sebutan Haji Tito turut serta bersama Gubernur Aceh, juga mengungkapkan hal senada. Peresmian industri batubara PT Mifa Bersaudara akan sangat menunjang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. PT Mifa Bersaudara merupakan perusahaan tambang pertama yang berproduksi di Aceh Barat dan industri batubara pertama di Aceh. Mifa sudah memulai produksinya sejak Oktober 2012 lalu dengan mengirimkan batubaranya ke Aceh Besar melalui laut.
“Mifa merupakan pioneer industri batubara terpadu di Aceh dan ini membuktikan investasi di Aceh bisa berjalan baik, aman dan nyaman. Kami mengajak semua pihak untuk dapat berinvestasi di Aceh dan Aceh merupakan tempat yang layak bagi investasi. Mifa sangat komit dengan regulasi yang ada dan menjadi perusahaan yang terbesar yang serius dalam menjalankan CSR untuk masyarakat sekitar,” sambut Haji Tito di hadapan masyarakat.
Mifa yang merupakan anak perusahaan Media Djaya Bersama (MDB) dan bagian dari Grup Reswara Minergi Hartama di bawah payung PT ABM Investama Tbk telah menyelesaikan pembangungan infrastruktur operasional tambang terpadu dan telah memasuki fase komersialisasi sejak awal 2015 lalu. Ini ditandai dengan telah dimulainya ekspor batubara Aceh ke India melalui pelabuhan khusus yang dikenal dengan Terminal Khusus (Tersus) Batubara Mifa Bersaudara di Peunaga Cut Ujong, Meurebo, Aceh Barat.
Dengan berbagai infrastruktur yang telah beroperasi, Mifa merupakan perusahaan tambang batubara pertama yang memerkenalkan batubara Aceh ke dunia Internasional. Ditargetkan, Mifa akan berproduksi hingga 3 jutan ton batubara pada tahun ini, dan akan terus ditingkatkan hingga mencapai 15 juta ton per tahun di tahun-tahun mendatang.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Aceh dan juga Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat serta seluruh lapisan masyarakat atas dukungannya selama ini. Kerjasama ini harus terus diperkuat dan ditingkatkan untuk kemajuan bersama. Aceh adalah daerah yang kaya akan potensi dan potensi tersebut menjadi tidak ada artinya jika tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik secara bersama-sama,” jelas Direktur Utama PT Mifa Bersaudara Slamet Haryadi dalam laporannya kepada para stakeholder.
Slamet Haryadi juga menyampaikan, target produksi Mifa didukung dengan berbagai infrastruktur terpadu, dari mulai tambang (Pit), pelabuhan muat batubara hingga transshipment ke mother vessel. Dalam kawasan tambang, Mifa telah menyelesaikan pembangunan 2 unit pemecah batubara (coal crushing plant) yang masing-masing dapat berproduksi mencapai 750 ton per jamnya.
Selanjutnya, batubara yang sudah dipecah dengan ukuran sesuai permintaan konsumen, langsung diangkut dengan menggunakan truk khusus batubara dengan kapasitas 70 ton lebih batubara dalam sekali angkut. Truk akan melewati jalan angkut khusus batubara sepanjang 12,5 Km menuju Tersus Mifa dan tidak melewati pemukiman ataupun mengganggu aktifitas masyarakat setempat.
Di kawasan Tersus Mifa, batubara di area stockpile langsung diangkut oleh ban berjalan (over land conveyer - OLC) melintasi jalan Nasional Meulaboh – Tapaktuan dan langsung menuju tongkang melewati ban berjalan yang ada di jetty pelabuhan (barge loading conveyer – BLC). BLC Mifa dapat melakukan pemuatan batubara ke tongkang hingga kapasitas 4.500 ton per jamnya. Kelebihan lainnya adalah jetty yang menjorok ke laut (Samudera Hindia) hingga 865 meter yang menjamin keamanan tongkang dalam melakukan manuver atau pemuatan batubara.
Selain telah menyelesaikan infrastruktur utama tersebut, Mifa juga sangat peduli akan kualitas dan juga lingkungan. Dalam mendukung dan memastikan kepuasan pelanggan, Mifa telah mengoperasikan laboratorium uji kualitas batubara di kawasan Tersus. Mifa juga telah membangun dan mengoperasikan tempat pembuangan limbah sementara, baik di area tambang maupun di pelabuhan. Nursery juga telah dioperasikan sebelum Mifa memasuki fase komersialisasi guna mendukung program penghijauan dan reklamasi. Mifa juga telah membangun fasilitas camp dan juga perkantoran bagi operasional karyawan guna mendukung operasional perusahaan selama 24 jam.
Dengan keberadaan Mifa di Aceh Barat yang didukung dengan segala infrastruktur terpadu, diharapkan dapat menjadi katalis pembangunan di kawasan regional Aceh. Mifa, diharapkan dapat terus maju dan menyejahterakan masyarakat serta mendukung pembangunan Daerah.
Selain Mifa Bersaudara, di Aceh terdapat perusahaan tambang batubara lainnya di Nagan Raya yang telah berproduksi, yaitu PT Bara Energi Lestari (BEL). BEL juga merupakan anak Perusahaan MDB yang sahamnya dimiliki oleh Reswara Group dan Media Group serta sudah berproduksi sejak 2007 lalu. Namun BEL hanya berproduksi untuk kebutuhan local Nagan Raya sebagai bahan baku PLTU Energi Alamraya Semesta.